SHELLA BERBEDA

Rumah besar, rapi, elegan,  penjaga sana-sini, assisten pribadi, mobil mewah, barang elit juga liburan ke luar negeri, orang awam pasti langsung berfikir itulah kebahagiaan yang sebenarnya, kebahagiaan dunia. Tapi, stiker itu tidak berlaku untuk Shella. Gadis cantik, anak tunggal dari pemilik perusahaan pakaian yang cukup terkenal di Indonesia.
Shella termasuk gadis yang beruntung, sangat beruntung. Dia dilahirkan di keluarga keturunan ningrat juga mempunyai fisik yang bisa dibilang menyerupai sempurna.
Sekolah swasta yang bertaraf Internasional, Jubilee School. Teman Shella bukan orang biasa, bertemu dengan artis bukanlah hal yang ‘istimewa’ baginya. Berangkat dengan kawalan bak seorang ratu dan babysitter, itulah orang-orang setia yang menemani Shella setiap harinya.
Sabtu malam, satnight. Minggu ini Shella memilih bersantai di cafe biasa dia dan keluarganya makan malam.
“Selamat malam Nona, selamat datang di Coffee Win, Anda mau pesan apa?”
“Capuccino Late Ice satu”
“Baiklah, pesanan segera diantar”, hormat sang pelayan dan meninggalkan Shella
Meski tumbuh di keluarga bekecukupan, Shella tak pernah bertingkah berlebihan. Entahlah Dia sangat berbeda dengan sepupu juga saudara-saudaranya yang lain. Malah orang tuanya lah yang menjunjung tinggi derajat keluarganya. Ketika Shella salah berpakaian, membeli barang, bahkan pergi ke tempat yang bisa dibilang ‘standar’ mereka selalu memarahi Shella dengan alasan bahwa keluarga Shella bukanlah orang biasa, Shella tak pernah berkutik dan selalu diam mendengarkan kata orangtuanya.
Menunggu pesanan, Shella mengeluarkan Ipad-nya dari tas dan menuju twitter. Tak ditemukannya hal menarik, ia beralih untuk bermain game ‘Icon Pop Quiz’.
Permisi, Capuccino Late Ice dengan nomor meja 12B” ,cek list pelayan cafe.
“Taruh disitu saja, terima kasih”
“Selamat menikmati hidangan,Nona”
Capuccino, ya, hal-hal berbau coklat sangatlah disukai oleh gadis beruntung ini. Menurutnya coklat adalah warna eksotis. Tapi, Shella tetap saja Shella, si pasrah yang mengikuti alur hidup. Jika tak menemukan warna barang yang dia ingin, dia lebih memilih untuk menyimpan uang-uangnya dan dengan cirikhas nya ‘Yasudah’.
Perlahan Shella menghabiskan menu yang dia pesan. Ya, sendirian tentunya. Adapun dua assisten pribadinya, mereka menunggu Shella di mobil. Cappuccino tak bersisa, bergegas shella meninggalkan cafe itu. Beranjak ke parkiran mobil, BMW hitam elegan dan tanpak berkelas menuju kediaman bak istana kerajaan, rumah Shella.
Malam ini cukup indah mungkin, dengan langit tampak cerah, jalan Jakarta yang cukup bersahabat. Tampak Jakarta dengan keindahan lampu-lampunya. Traffic Light yang selalu diramaikan manusia jalanan.
Pak, jangan langsung pulang, aku masih ingin menikmati malam”, ucap Shella
Baik Non. Tapi Non Shella mau kemana?”
“Jalan saja dulu terserah Pak Agus”
“Baik Non” ,sang sopir meng-iyakan sambil mengangguk
08.00 PM
Kebebasan di jalanan, mengekspresikan diri, bermain dengan teman-teman sepuasnya, dan melakukan hal yang disuka. Anak jalanan yang berbalik nasib dengan Shella. Nasib sudah dituliskan, manusia berusaha dan Tuhan yang menentukan.
wajar bila saat ini kuiri pada kalian yang hidup bahagia berkat suasana indah  rumah”
Sepenggal lirik lagu yang menarik gadis berambut pirang ini. Dia turun dari mobilnya dan menghampiri si pengamen cilik yang menyanyikan lagu itu didekat mobil Shella.
Boleh aku ikut kamu sebentar saja?” ,kalimat mengejutkan ini dari Shella
Non, jangan! Nanti saya dimarahi Tuan. Ayo pulang”, larang sopir Shella
Bapak itu benar, lebih baik kamu pulang. Kamu tidak pantas bermain dengan anak seperti aku” ,tambah pengamen cilik sambil tertunduk.
Perlahan Shella kembali naik ke mobil dengan tertunduk dan mata sembab. Dia hanya ingin menikmati kebebasan seperti pengamen itu. Dia bosan dengan hidupnya. Benar Shella memiliki banyak anugrah, tapi orangtua-nya yang selalu sibuk dengan urusannya sendiri.
Gerimis mulai membasahi gedung putih istana Shella. Melamun di sofa yang menghadap jendela besar. Satu hal di benaknya, Dia ingin berubah. Merubah semua hidupnya yang sangat berlebihan menjadi sederhana. Tantangan besar baginya adalah keluarganya.
“Belum tidur Sayang? ,mama Shella yang mengenakan piyama menengok sang buah hati
Mama.. Belum ngantuk ma”
“Lagi mikirin apa nak”, dekat bunda Shella dan duduk samping Shella
“Ma, Shella nggak mau lagi dijagain sama Pak Agus, Mbak Lila, siapapun. Shella pengen kayak anak biasa Ma. Materi bisa dicari, kebahagiaan batin yang Shella cari. Mama sama Papa jawabnya.”
“Kamu ngomong apa sih Sayang, Mama nggak ngerti. Mama begini karena Mama sayang sama kamu, Papa juga. Sekarang kamu tidur aja ya nak, nggak usah dipikirin.”
“Mama emang nggak pernah bisa ngerti aku! Aku nggak pengen semua ini! Aku Cuma pengen mama sama papa!” ­Shella beranjak dari sofa dan membanting tubuhnya ke tempat tidur. Tak disadari air mata sudah membanjiri pipi gadis ini.
Sayang maafin mama. Mama nggak bermaksud seperti itu. Sayang, hidup indah, justru kamu yang mempersulit hidupmu. Sini nak lihat mama. Jika kamu menolak Pak Agus dansiapapun, mereka dan keluarganya mau makan apa jika tidak bekerja dari sini? Cobalah dewasa nak, ikuti arus hidup dan kamu akan tenang menikmatinya, mengertilah semua orang jangan mengikuti dirimu sendiri”
Terisak Shella dalam pelukan sang mama. Mungkin mama benar, aku harus mencoba menerima dan menikmati ini semua.
Tapi mah, aku tetap tidak mau ditemani asisstan jika kemana-mana. Jika dia ikut biar menunggu dimobil. Aku nggak mau dikawal. Dan tolong mah, izinkan aku seperti anak lain”, mohon Shella pada mamahnya.
Tak tega melihat tangis buah hati satu-satunya, mamah Shella meng-iyakan dan mencoba menenangkan Shella.
Nanti mamah bicarakan sama papahmu, lain kali kalau ada unek-unek lebih baik kamu bilang ya nak. Jangan dipendam sendiri. Mamah tidak bisa menuruti semua keputusanmu, ini semua harus dengan pertimbangan tidak sipaksakan. Lagipula setiap keputusan diambil demi kebaikan bersama nak. Jadi belajarlah menghormati juga tidak senakmu sendiri. Apa rumah sebesar ini akan dibersihkan 1 orang pembantu? Tidak mungkin kan, malah kasian mbaknya nanti. Jadi coba mengerti ya nak. Yasudah sekarang kamu tidur”
Nasehat mamah Shella seperti angin sejuk di pagi harii itulah hidup memang. HIDUP ITU INDAH JIKA KITA TAU BAGAIMANA CARA MENIKMATINYA 

KARYA: LULI ANGGUN

0 komentar:

Copyright © 2013 WORLD OF ARTS NO LIMITS.